Jumat, 03 Mei 2013

Serem ah.. Takut.. Gak mau..

Yaa begitulah kira-kira kata-kata yang terlontar dari mulut seseorang ketika menghadapi tantangan. Ga saya pungkiri, saya pun demikian. Hingga pada titik dimana saya sadar bahwa ketakutan itu memang benar-benar seperti apa kata para orang tua kebanyakan. "ketakutan adalah ciptaan kita sendiri" begitu kata mereka kurang lebih.

Pengalaman ini saya dapat setelah mengkombinasi beberapa pemikiran yang didapat dari pengalaman-pengalaman yang bersinergis. Salah satunya saya dapat hari ini, ketika saya Mengikuti kuliah. Dosen saya memberikan tugas untuk memahami suatu materi untuk menjadi pemahaman lebih lanjut. Tapi, sebelum ketemu dosen tersebut, teman-teman dan saya terus membahas ketakutan nanti bagaimana kalo beliau kembali marah dan lain-lain. Karena beliau termasuk galak. Hehe.. Tau kan dosen itu kalo dah di cap galak itu berarti gimana? Nah itu dia.. Galak itu relatif. Karena tiap orang memiliki standar yang berbeda tentang ketakutan.

Menurut pengalaman saya, ada beberapa kriteria yang dapat mengklasifikasikan rasa takut dan cara-cara mengatasinya.

Yang pertama, takut kepada Allah SWT. Ya, saya menggunakan kata Allah SWT, tapi bukan dengan maksud rasis atau apa, tapi hanyalah sebagai identitas bahwa saya adalah muslim. Kalau yang ini sih gak perlu diatasi. Tapi perlu disikapi dengan bijak. Karena pengertian takut disini terkadang berbeda tiap orang. Takut disini adalah tiapkita melakukan sesuatu, dalam hati selalu memikirkan Allah SWT.

Yang kedua, etakutan kepada guru/dosen, hal ini biasanya terjadi seperti kasus yang saya alami. Biasanya hal ini terjadi dikarenakan gaya mengajar yang dipilih oleh guru/dosen dalam mengajar siswa/mahasiswanya. Karena mengajar itu sepengetahuan saya adalah hal yang tidak mudah. Apalagi ketika kita tidak nyaman. Jadi wajar kalau beliau-beliau yang dianggap 'galak' mempunyai kebiasaan atau sifat demikian. Cara mengatasinya adalah sebagai pelajar, kita harus memiliki rasa sabar yang dibentuk dari memberikan perhatian pada tujuan pengajar dalam melakukan hal yang disebut 'galak'. Memang tidak semua pengajar cerdas, justru di situlah Kita sebagai pelajar ditantang untuk dapat bijaksana dalam menghadapi problema demikian. Tapi ingat. Jengkel dan marah tidak menyelesaikan masalah. Yang betul adalah kalem dan terus menggali ilmu

Yang ketiga, takut pada makhluk Gaib. Ini kebanyakan dialami anak kecil dan cewek. Nah.. Khusus yang ini.. Saya sendiri masih belom tepat pengatasannya. Tapi saya berasumsi bahwa.. Semakin kita takut, mereka makin sering nakutin. Tapi ketika kita konsentrasi itu terkadang membuat dua kemungkinan. Yaitu kita makin memikirkan hal yang tidak-tidak atau kita makin tidak perduli ada atau tidaknya mereka. Karena kalaupun ada, selama ini ketika saya merasa ada dugaan keberadaannya ya saya cenderung cuek.. Hehe..
Well.. Thats the word.. Semoga sharing saya dapat mengispiras bagi siapapun dan dapat membuat saling memahami sehingga rasa wasabi kehidupan bisa membuat kita lega. Amin.. Ciya readers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar